Beberapa saat yang lalau saya geregetan melihat diskusi soal mobil buatan anak SMK di Solo Jawa Tengah. Menampilkan dua orang orang nara sumber, walikota Solo melalui telekonference dan gubernur Jateng via telepon.
Walaupun saya tidak mengikuti diskusi tersebut secara detail dan menyeluruh ada beberapa point yang penting yang dapat kita lihat. Salah satunya adalah gubernur Jateng yang mengatakan langkah walikota Solo adalah gegabah. Sampai-sampai pembawa acara dikatain goblok sama pak bibit π
Kembali ke mobil tadi, menurut walikota Solo sedang diajukan ijin dan uji kelayakan ke instansi yang terkait sebelum diproduksi secara masal. Kalo menurut gelagat pemerintahan yang sekarang saya rasa hal ini akan dipersulit.
Mengapa begitu?? Karena industri mobil di Indonesia sekarang ini sudah dikuasai oleh pihak asing yang tentunya mempunyai ikatan yang kuat dengan lingkaran kekuasaan yang sekarang. Anda pikir kenapa industri mobnas tidak berkembang sejak era akhir orde baru?? ya karena dihambat oleh pemerintahnya. Lho bagaimana bisa? Lha kalo industri mobnas berkembang tentunya mobil-mobil dari luar akan kalah dengan mobil nasional terutama dari segi harga. Kenapa begitu? karena biaya produksi dan buruh di Indonesia yang sangat murah. Sebagai contoh mobil Kiat Esemka tadi hanya separo dari harga mobil di pasaran dalam kelasnya.
Sekarang coba kita lihat, apa ada penghargaan dari pemerintah tentang hasil karya adik-adik SMK kita ini. Tidak ada kan, sebaliknya malah ini dan ini serta kunjungan ke pabrik mobil di Karawang. Yang lainnya silahkan anda cari sendiri. Jadi sudah jelas to siapa yang didukung oleh pemerintah sekarang. Oleh karena itu kita harus bisa melihat segala sesuatu secara menyeluruh. Oke π
Kemudian, misalnya dalam uji kelayakan nantinya ( dan ini kemungkinan besar ) tidak lolos sehingga tidak boleh diproduksi dan atau dipasarkan, apakah anda akan kaget?! Walaupun uji kelayakan di Indonesia sangat mudah bila dibandingkan dengan negara di Eropa atau Amerika misalnya, minimal akan dipersulit lah, lha ini kan mobil buatan anak negeri. Kalo yang menyangkut buatan anak negeri siapa yang akan percaya? Bukankah selama ini kita sudah diarahkan untuk lebih percaya kepada produk bangsa lain daripada bangsa sendiri. Kita sudah kehilangan kepercayaan terhadap bangsa sendiri dan saudara sendiri. Sebaliknya kalo anda lihat berita di tv ada satu atau beberapa kasus kecelakan yang menewaskan penumpanganya dan mobilnya adalah mobil buatan Jepang misalnya, apakah anda menanyakan mobil itu sudah lolos uji kelayakan apa belum?? Tidak to?!
Mengenai uji kelayakan sebenarnya yang berhak menentukan layak atau tidaknya sesuatu itu kan penggunanya, bukan begitu? Tapi lagi-lagi ini dijadikan sebagai senjata kapitalisme. Mobil yang beredar diharuskan memiliki standar keamanan yang tinggi seperti di Eropa misalnya dengan standar Euro. Coba anda pikir, orang yang terbiasa naik di atap kereta api sambil merokok, orang yang bergelantungan di bus-bus kota, orang yang berdesak-desakan di kapal dan kereta api, dst, apakah orang-orang ini perlu standar keselamatan.?!
Kalo memang pemerintah peduli terhadap mobil karya anak bangsa ini, maka hal ini yang dilakukan: mengakui dan menghargai produk ini sebagai karya anak bangsa dan mendorong untuk dilakukan produksi secara masal. Dan itu hal yang sangat mudah dan ringan untuk dilakukan. Tapi apa yang terjadi silahkan anda melihat dan menilai sendiri.
Melalui tulisan ini saya ingin memberi penghargaan dan penghormatan kepada Walikota Solo Joko Widodo yang telah secara berani mendobrak arus mainstream dengan menjadikan mobil karya anak SMK ini sebagai mobil dinasnya. Dan ini tentu saja kebijakan yang sangat tidak populer dan saya rasa tidak banyak, atau bahkan tidak ada orang seperti pak Jokowi ini. Pesan saya jangan takut dan pantang mundur pak π Kemudian kepada adik-adik di SMK teruslah maju berusaha untuk meningkatkan kualitas dari produk yang sudah dihasilkan, karena di kemudian hari adik-adik yang akan menjadi generasi penerus penggerak bangsa ini.
Saya berharap tulisan saya ini salah, bagaimana menurut anda?!